Sabtu, 07 Desember 2013


"WAKTU"


Untuk mengetahui nilai satu tahun tanyakan seorang siswa yg gagal dalam ujian kenaikannya,

 Untuk mengetahui nilai satu bulan tnyakan seorngg ibu yang melahirkan bayi prematur,

Untuk mngetahui nilai satu minggu tanyakan seorngg editor majalah mingguan,

Untuk mengetahui nilai satu hari tanyakan seorang buruh harian yang punya enam anak untuk di beri makan,

Untuk mngetahui nilai satu jam tanyakan kekasih yang menantikn waktu bertemu....

Untuk mengetahui nilai satu menit tanyakan seorang yang ketinggalan kereta,

Untuk mengetahui nilai satu detik tanyakan seorang yang selamat dari kecelakaan,

Untuk mengetahui nilai satu mili detik tanyakan seorang yangg memenangkan medali olimpiade,

Untuk mengetahui nilai satu KEHIDUPAN tanyakan pada diri & hatimu sendiri....

Jumat, 22 November 2013

PEKERJAANKU MULIA






 
09 Februari 2011

Oleh: Ina Junianita
 



(Bapak.Hamidin  seorang petugas kebersihan yang membersihkan sampah di bantaran kali Jakarta-Barat)
 
       Di tengah-tengah panas teriknya ibu kota Jakarta di kawasan kumuh bantaran kali, peria paruhbaya  berseragam warna orange sedang berjuang dengan peluhnya, ia tidak menghiraukan bahaya yang mengancam nyawanya setiap ia bekerja. Menjadi petugas kebersihan kali adalah pekerjaan yang menurutnya mulia. 

Pria kelahiran 43 tahun silam bernama lengkap Hamidin mempunyai 3 orang anak hasil pernikahan dengan istrinya yang bernama Nurhasanah. Menurutnya ia telah menjadi petugas kebersihan pemprov DKI sejak 15 tahun yang lalu “Dulu saya sempat menjadi seorang pengamen tapi karena banyak preman yang memaksa meminta uang dengan alasan meminta jatah akhirnya saya memutuskan untuk bekerja sebagai petugas kebersihan”. Ujarnya sambil tersenyum. Hamidin mengaku sulit sekali menjadi petugas kebersihan khususnya di kali tengah – tengah kota, ia kerap mendapatkan musibah didalam bekerja bahkan kerap kali nyawanya terancam, tertancap paku ataupun benda tajam lainnya sudah menjadi makanan sehari – hari baginya. 

Pernah di saat hujan deras disertai angin yang kencang di kala ia mengayuhkan sampan yang ia buat dari kayu dan pohon bambu yang diikat membuat ia tergelincir hingga jatuh ke kali tak sadar bahwa ada benda tajam di dalamnya hingga paha bagian kanan tertancap bambu yang runcing di saaat itu ia meminta pertolongan tapi tak ada seorangpun warga yang mendengar. “Saya sudah pasrah saja pada Tuhan kalau di saat itu nyawa saya melayang setidaknya saya meninggal dengan keadaan berjuang, berjuang untuk menghidupi anak-anak dan  istri saya” Ujarnya sambil mengeluskan dada. 

Sungguh pekerjaan yang sangat berat kali sepanjang 500-M harus ia bersihkan seorang diri, sampah-sampah yang sudah dikumpulkan di pinggir kali diangkatnya ke permukaan lalu dibawa lagi oleh truk sampah menuju bantar gebang tempat dimana sampah-sampah dikumpulkan dan diolah menjadi lebih bermanfaat.Di dalam pekerjaannya ia sering kali tidak di hiraukan oleh Pemerintah setempat, bahkan ia pernah tidak mendapatkan gajihnya selama 3 bulan.

Di saat itu ia kebingungan bagaimana harus memberikan istri dan anak-anaknya makan sedangkan upahnya sebagai petugas kebersihkan sering kali ia tidak terima. “ Saya sudah mengadu kepada supir yang membawa truk sampah agar gajih saya di bayarkan, tetapi jawaban dari supir tersebut pihak pemberi gaji sedang sibuk , yah mau bagaimana lagi saya hanya bisa pasrah saja”. Ujarnya dengan nada pelan.

Walaupun usahanya tidak sesuai dengan apa yang ia terima tetapi itu semua tidak mempengaruhi giatnya dalam bekerja, karena sesungguhnya pekerjaannya tersebut adalah pekerjaan yang mulia walaupun harus setiap waktu berhadapan dengan banyaknya sampah ibu kota yang ada di kali “Saya merasa bangga dengan pekerjaan saya ini, akan tetapi saya berharap masyarakat setempat dapat membuang sampah pada tempatnya agar air kali tidak meluap dan menyebabkan banjir ” Ujarnya dengan mimik penuh harapan.

Dengan melihat pekerjaan Bapak.Hamidin kita sebagai masyarakat harusnya dapat melakukan tindakan kecil yang bermanfaat dengan tidak membuang sampah sembarangan. Hal kecil tersebut dapat menjadi perubahan besar untuk Indonesia terutam ibu kota Jakarta yang tiap kali musim hujan terjadi banjir dimana – mana yang mengakibatkan kerugian besar serta lumpuhnya perekonomian negara. Hal itu dapat di tanggulangi dengan gotong royong antar warga membangun lingkungan yang bersih dan sehat agar musibah banjir tidak terjadi lagi semua itu bisa kita mulai dari diri kita sendiri.